Sabtu, 08 Desember 2012

Bayang Sang Surya Dan Putih Ubur-Ubur Di Pantai Losari


   
   
   23 Desember 2007,aku check in di bandara Soekarno-Hatta,menuju pangkalan udara Sultan Hasanuddin,Makassar.Aku sudah mempersiapkan keinginan hati melangkahkan kaki di bagian Sulawesi ini,sebelum liburan semester tiba.Ini liburan perdanaku untuk mengenal sisi Indonesia bagian Tengah.Jadi aku bisa juga merasakan debar-debar di hatiku ketika check in tiba.Meski begitu,seperti kebiasaanku,aku tetap berusaha setenang mungkin.Nikmati saja debar-debar itu dengan senyum dan tentu saja tidak malu bertanya.Senjata ampuh,menenangkan sekilas resah yang singgah,cukup ku bisikkan di jiwa ini. "Jangan takut wahai ragaku untuk pergi menjelajah ke daerah baru,karena di sana juga Indonesia."
     Gerangan apa hingga aku tersulut hendak ke Sulawesi?Kebetulan abang sepupuku tugas di sana.Tepatnya di Makassar.Dan aku telah katakan padanya,melalui sms,aku akan mengunjunginya jika liburan tiba.Pun sekalian bertamu ke rumah seorang sahabat baru,di Gorontalo.
     Setelah tiga hari aku menginap di rumah bang Yuyun di kawasan Sudiang Estate,aku pun di ajak jalan keliling kota Makassar.Salah satunya,Pantai Losari.Walaupun hari masih pagi,mentari sudah begitu terang berpijar.Meski sebelumnya hujan turun terus hingga aku hanya berdiam diri di rumah saja.Kami pergi bersama istri dan anak-anak bang Yuyun,Hafidz,Tasya dan si bungsu.
    Di Pantai Losari.Para pengunjung boleh menikmati panoramanya secara gratis.Begitu pula kami.Masih dengan kegilaanku,tak lupa mengambil foto.Baik dengan keluarga bang Yuyun maupun khusus hanya foto alam Losari.
   Hmm sebelum jauh berkisah tentang Losari,nggak salah kita juga tahu bagaimana profil Makassar ya.Makassar sendiri merupakan kota memiliki ciri khas dengan pantainya,di mana kehidupan pesisir sebagai kebanggaan lokal.Satu bagian terbesar atas karakter kota.Kota Makassar telah di rubah namanya sejak tahun 2000 dari kodya Ujung Pandang,bermula dari kawasan pesisir pantai yang banyak ditumbuhi daun Pandan.Kota Makassar pun dijuluki Kota 'Angin Mamiri' artinya 'Kota Hembusan Angin Sepoi-Sepoi' dan terkenal dengan Pantai Losarinya.Geografis Kota Makassar dengan gugusan pulau-pulaunya menciptakan geliat napas masyarakatnya yang tak terlepas aroma bahari.Suasana kehidupan tradisional maupun modern terlukis di sepanjang pesisir pantai kota.
     Kota tua Makassar tidak semata berpusat di Pantai Losari loh.Di dua bagian lain,masih di pesisir yang sama yakni bagian Utara dan ujung Selatannya terdapat situs benteng dengan karakter berbeda.Di ujung Selatan terdapat sisa-sisa Benteng Somba Opu sedang di bagian Utara masih berdiri kokoh Benteng Fort Rotterdam.Fort Rotterdam adalah tempat ditawannya Pangeran Diponegoro selama diasingkan Belanda.Benteng inilah yang menjadi  roman klasik untuk Pantai Losari.Di depan benteng ini tetap bertahan terminal perahu kecil,di mana bisa membawa penumpang ke bagian pantai dan laut manapun,termasuk pulau-pulau di sekitar kota.
    Pantai Losari,salah satu pantai yang berada di posisi sebelah Barat Kota Makassar.Infrastruktur utamanya sendiri merupakan jalan besar,persis di pusat kotanya,di Jalan Penghibur.Di sisinya di bangun pembendung air berupa turap beton memanjang.Di antara jalan raya dan batas air terdapat Promenade berlatar pulau dan Selat Makassar.Dan di bawahnya merupakan outlet buangan kota.Menurut sejarah konsep ini sudah bertahan sekitar 59 tahun.Sejak tahun 1945,bangunan tambahan pantai yang pertama dilakukan.Berupa desain lantai dasar beton sepanjang 910 meter.Yang di gagas oleh pemerintah walikota Makassar,DM van Switten (1945-1946).Di jaman pemerintahan NICA itu,pemasangan lantai ditujukan guna melindungi beberapa objek dan sarana strategis penduduk di Jalan Penghibur dari derasnya ombak Selat Makassar.Losari juga menyimpan sejarah tersendiri bagi warganya.Atau dikenal genius loci.
     Pantai Losari,pusat hiburan kota yang tak pernah tidur.Pantai ini mulai menampakkan geliat aslinya ketika sore hari.Seiring terkenalnya istilah meja terpanjang.Bahkan terpanjang di dunia.Di meja ini,pengunjung dapat menikmati aneka hidangan seraya merasakan kelembutan angin laut di bayang kehadiran sang surya di ufuk barat.Ketika tepi laut menawannya pernah dikenal sebagai pusat makanan laut dan ikan bakar di malam hari.Hal ini disebabkan karena para penjual dan pedagang,semata-mata berjualan di malam hari saja.Lantaran warung tenda berjajar di sepanjang pantai yang panjang pantainya sekitar satu kilometer.
  Area Pantai Losari adalah bagian kawasan kota yang melekat fungsi-fungsi kompleks dalam morfologinya,yaitu sebagai heritage area,central bussiness district dan lokasi wisata.O ya,awalnya Pantai Losari dikenal dengan Pasar Ikan.Di masanya banyak pedagang pribumi yang berjualan.Di mana pagi hari dimanfaatkan sebagai Pasar Ikan,sore hari digunakan pedagang lain untuk berjualan Kacang,Pisang Epe dan makanan ringan khas Makassar lainnya.
    Namun sekarang warung-warung tenda tersebut sudah dipindahkan ke tempat yang tidak jauh dari zona wisata.Tentu saja pemerintah Kota Makassar sendiri pernah mempercantik Pantai Losari melalui pembuatan anjungan selebar 100 ribu meter persegi.Menjadikan pantai semakin lebih menarik,rapi,luput dari polusi juga aman bagi pengunjung.Hanya saja nih...ketika aku ada di sana,sisi Pantai Losari penuh sampah.Bahkan aku sempat mengambil fotonya loh.Bukankah itu sudah pencemaran lingkungan kan?Kalau kedatanganku selanjutnya,aku tidak menemukan sampah lagi.Semoga sih memang begitu,di sudut manapun.Karena aku tidak keliling pantai.Hmm...fenomena pariwisata Losari sangat heboh didatangi pengunjung kala senja hari.Menjelang pukul 15.00-21.00 wita.

   

    Pantai Losari ternyata menyimpan kekhasan yang memikat,yakni para wisatawan bisa memandang sunrise dan sunset pada lokasi yang sama.Selain itu,pelancong dapat merasakan ketakjuban dan riak ombak yang menyapa waduk pantai serta kelembutan "angingmamiri" bertiup sepoi-sepoi seraya memandang saat tenggelamnya sang surya dengan sempurna dibalik mega,dari awalnya perubahan rona,bergulir keadaan pendarnya hingga sama sekali tak terlihat dari pantulan mata.
    Para pengagum Losari pun bisa merasakan beraneka santapan khas laut yang masih segar.Di bagian Selatan anjungan Losari,akan ditemukan cafe dan restoran terapung,menggunakan kapal tradisional Bugis-Makassar "Phinisi" beserta menu beragam.Seperti hidangan Ikan Pari,Cumi-Cumi dan Lobster sesuai dengan harga hanya berkisar antara Rp.7.500-Rp.25.000. per porsi.
  Aku diam-diam meninggalkan mbak dan bang Yuyun hehe...bersama ponakan,kami mengelilingi Losari.Maklum mbak sih masih repot menggendong si kecil yang masih balita.Terkadang suka rewel,apalagi mentari cepat sekali memendarkan pijarnya.Sesekali kami berhenti di tepi pantai,memperhatikan gerak ombak yang berkejar.Atau menonton ramai orang-orang menikmati nuansanya.Di antara lukisan alam,bayang sang surya di Losari.Ketika kami di sana,memang lagi ramainya pendatang,meski kebanyakan sih turis lokal.Seiring aku juga merekam keriuhan di tepi pantai dengan Nikon digitalku.
   Ketika matahari makin berada tepat di atas sang cakrawala,aku dan keluarga bang Yuyunpun meninggalkan area wisata Losari.Kami menuju parkiran mobil,menuju jalanan untuk mencicipi wisata kuliner Makassar.Ssst...pada saat aku jalan ke Makassar ini,aku sedang sakit loh.Muntah-muntah.Namun anehnya,hati malah berkehendak melanjutkan kunjungan ke Gorontalo.Begitupun setelah usai perjalanan,untuk kembali ke kotaku,jiwa raga masih baik-baik saja,meski ku paksa diri untuk berobat di salah satu klinik di Tangerang.Aku mampir dulu di rumah Uwak (mamanya bang Yuyun) sebelum pulang ke Lubuk Pakam.Pun almarhumah ibuku menginap di sana.
###

   30 Desember 2011,aku ke Gorontalo yang ke empat kalinya.Karena transit di Makassar,aku tetap memilih menginap di hotel Angin Mamiri.Lokasi hotel berada persis di depan Losari,bikin aku belum berniat memilih hotel lain.Pun harganya juga masih terjangkau,Rp.350.000,kamar standart.
Jika ke Gorontalo,aku membeli tiket ke sana,selalu langsung ditawari dari bandara Makassar.Kali ini,aku sengaja memesan sendiri di kota,sekalian jalan-jalan.31 Desember 2011 pagi dengan menggunakan jasa ojek,aku mencari travel agent di kota.Sebelum ke sana,aku sempatkan memandang Losari.Selalu begitu,jika aku transit di sini.
     Lebih kurang pukul 08.00 wita,aku menikmati suasana Pantai Losari.Memperhatikan luas airnya.Apakah ada yang berubah?Ternyata,dugaanku terjawab.Dengan desau angin lembut,sapaan semburat mentari aku melihat banyak makhluk putih berenang lincah diantara gerak ombak.Wah...Ubur-Ubur!Lama aku memperhatikan mereka,jangan-jangan aku salah lihat.

 
     
     Tetapi fenomena itu benar adanya.Selintas terdengar anak-anak mengatakan keberadaan Ubur-Ubur itu pada temannya.Suaranya yang cukup keras,pun Losari masih sepi orang-orang,kata-katanya itu sangat jelas terekam di telingaku.
  Yup...Ubur-Ubur atau nama kerennya,Aurelia Aurita merupakan sejenis fauna laut,kelas Scyphozoa.Fisiknya,seperti payung berumbai atau genta.Bisa membuat gatal pada kulit bila tersentuh makhluk ini.Hewan yang memiliki mulut diperpanjang 4 jumbai dengan tentakel.Adanya tentakel lambung pada pusat gastrovaskular dengan kantung-kantung,ditemukan takikan pada pinggir genta,juga terdapat tentaculocyst dan statolith endodermal.Aku larut dalam keasyikan menatap keberadaannya.Aku coba mengabadikannya via Canon digitalku.Meski bayang mentari makin berpijar,aku berharap bisa mengambil foto si Aurelia Aurita di perairan Losari.Yah...lumayanlah.Bisa terekam dua foto.Oleh-oleh berbayang mentari,menunggu waktu bergeser,membeli tiket dengan tujuan Gorontalo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar