Sabtu, 30 Juni 2012

Petualangan Ke Taman Laut Bunaken

          03 Januari 2009,aku menggores agenda liburan semester,kembali menikmati makna berdenyut sebuah perjalanan.Untuk mewujudkan mimpi,menjejak di pantai yang menjadi kebanggaan ibu pertiwi.Kali ini,aku menapak kaki di pasir putih Taman Laut Bunaken.Tentu saja aku tidak sendirian,ada Endha,seorang anggota KMPA (Kaum Muda Pencinta Alam) Tunas Hijau,Bitung-Manado.Anggap saja,dialah guide aku selama kami menikmati perjalanan menuju Bunaken.Keberangkatan kami,dimulai dengan pamit pada teman-teman di sekretariat KMPA Tunas Hijau.Kami,berangkat pagi hari,sehabis sarapan ala kadarnya,segelas teh manis dan beberapa roti biskuat.Dengan tradisi biar sedikit,semua harus ikut mencicipi.
          Sebelum pergi,Endha sibuk menghubungi temannya di Bunaken.Karena untuk bisa ke sana kami harus menyebrangi lautan dengan perahu motor atau boat.Bahkan dari malam Endha juga sudah repot tuh mencari informasi bagaimana nantinya kami menyebrang.Malamnya,aku tidur di ruang tengah sekretariat KMPA Tunas Hijau,beralas matras hitam loh.Sebelum tidur sempat ngobrol dan dengerin Moudy dan teman-temannya bermain gitar.Kadang terdengar syair lagunya.Rame!
    Sesampainya di tempat penyebrangan,kami menunggu.Sempat juga kami berjalan keliling pelabuhan.Melihat orang-orang,hilir mudik,di antara gelora ombak yang menantang para pengunjung untuk melewati luasnya bentangan membiru,Bunaken.Hingga,akhirnya kami bertemu Daeng,seorang lelaki muda,berkulit sawo matang dan bertubuh lumayan tinggi dan cukup tegap.Dia yang akan mengangkut kami,ke seberang dengan boatnya.Setelah adanya kesepakatan harga,kamipun masuk ke badan boat.Hmm...kalau aku tidak lupa,ongkosnya Rp.300.000 pulang pergi,di tunggu sampai kami mau pulang jam berapa saja.Seiring lajunya boat,akupun kembali pada kebiasaanku.Diam,memandang dan berkhayal hehe.Menghayati ombak yang memutih terpecah belah setelah boat menyusuri bentangan air.Dengan latar langit,lembut biru terang.Syukurlah ombak lagi tenang,sehingga perahu motor bisa menyebrang.Tidak ada angin kencang,membahayakan seperti kabar,sempat ku dengar dari mamanya Moudy ketika aku utarakan keinginanku ke Bunaken pada beliau.(Mamanya tuh nanya-nanya sih hehe).Ketika itu kami lagi bertiga,aku,Endha,ngobrol di dapur seraya nonton televisi.
 
          Di seberang,aku melihat banyak orang berjualan dengan kios sangat sederhana.Menjual berbagai barang,seperti souvenir khas bertuliskan Bunaken.Dari t-shirt,gantungan kunci,gelang maupun pernik lainnya.Ada juga tempat,menyewakan alat-alat diving atau sekedar snorkeling.Resort dengan bentuk dan keunikan masing-masing.Aku dan Endha pun asyik mengambil gambar.Sesekali duduk di tepinya,menikmati semua.Takjub.Diselingi obrolan pengisi waktu.
Kami juga sempatkan memesan rujak dan es kelapa muda.Asli dengan wadah kelapanya loh.Duduk menghadap ke pantai.Di antara desahan angin,terhampar pasir,bentangan air kebiruan,berlatar cuaca yang cerah,aku larut meresapi keajaiban diri,bisa menjejak kaki di Taman Laut Bunaken.Incaran favorit para pencinta diving mancanegara.
          Kami lalu berkunjung ke sebuah kantor.Sepertinya milik instansi negara.Di dalamnya kami melihat peta Sulawesi Utara,poster tentang Bunaken.Kekayaan hayati yang terdapat di bawah airnya.Keindahan alamnya yang mempesona.Sayang,aku tidak mendapatkan brosur atau apa saja sebagai kenang-kenangan.Yang ada hanya kartu pos.Terletak di meja berlapis kaca.Bolak-balik kami melihat,mencari pegawainya tetapi tidak ada tanda-tanda kami akan menjumpai seorangpun.Selanjutnya,kami keluar,lagi-lagi  mengambil foto dari sudut berbeda.Sambil kuungkapkan mauku melihat terumbu karang Bunaken
         O ya,selama kami menyusuri tepi Bunaken,Daeng menghilang tuh.Endha tuturkan,ia biasanya menjalani aktivitas lain di pulau ini selain mengemudikan boat.Karena di sini juga ada penduduk yang hidup menetap.Aku mengulangi menyampaikan hasratku,melihat terumbu karang Bunaken di perairannya yang bening bagai kaca,berbias kehijauan muda dengan riak-riak air menghiasi keheningan alam.
       Meski aku tetap berada di tubuh perahu.Ternyata!Aku bisa langsung melihat eloknya terumbu karang.Di mana perahu yang kami sewa,memiliki meja,menggunakan media transparan seperti kaca.Tentu saja sebagai imbalannya kita harus mengeluarkan Rp.150.000 (kalau aku tidak lupa ya),maklum,jika sudah di alam,aku bisa terjangkit pikun loh.Lumayanlah,sebagai pengganti snorkeling.Perahu akan membawa kita keliling di mana kita bisa menyaksikan terumbu karang,sungguh memikat mata.Bersama ramai ikan warna-warni,aneka ukuran,jenis beserta ekosistemnya.Bisa dikatakan kapal ini dilengkapi semacam 2 lantai kaca mirip aquarium,memang dikhususkan untuk melihat keistimewaan terumbu karang,ikan-ikan dan habitat yang ada di perairan dangkal dari kapal.
        Harus diingat ya,Bunaken itu merupakan pulau yang memiliki luas 8,08 km2 di Teluk Manado.Tepatnya terletak di utara Pulau Sulawesi.Pulau Bunaken adalah pulau yang termasuk ke dalam gugusan Taman Nasional Bunaken.Yang pernah diresmikan 24 Desember 1991.
Taman Nasional Bunaken juga merupakan kawasan konservasi perairan dengan luas 79.065 ha,terdiri dari 2 bagian terpisah,bagian utara dan selatan.Di sisi bagian utara terdiri 5 pulau,yaitu P.Bunaken,Siladen,Manado Tua,Mantehage dan P.Nain.Ada juga wilayah pesisir,desa Meras,Tongkaina dan Tiwoho sedangkan bagian selatan terdapat pesisir-pesisir desa,yakni desa Popo,Teling,Kumu,Pinasungkula,Raprap,Sondaken,Wawontulap dan Poperang.
       Dari catatan Departemen Kehutanan,terumbu karang yang ada di Taman Laut Bunaken adalah kumpulan terumbu karang dari berbagai jenis,seperti 13 genera karang hidup yang didominasi oleh terumbu karang penghalang dan terumbu karang tepi.Ikan yang menempati sekitar terumbu karang di taman laut tersebut terbagi dari sekitar 91 jenis ikan,termasuklah itu ikan kuda gusumi (Hippocampus kuda),oci putih (Seriola rivoliana),Polosi ekor kuning (Lutjanus kasmira),goropa (Ephinephelus spilotoceps dan Pseudanthias hypselosoma),ilagasi (Scolopsis bilineatus).
          Dari foto pernah terekam ikan purba di sekitar perairan Manado Tua,pulau yang berada di sebelah Bunaken.Ikan purba itu,disebut ikan raja laut,salah satu fauna paling tua di bumi ini.Jutaan tahun lalu,ikan ini di deteksi  hanya hidup di dua tempat saja,Pulau Comoro di Afrika dan di perairan Pulau Manado Tua di Taman Nasional Bunaken.
Perlu diingat juga ya,Taman Nasional Bunaken juga dikenal kawasan paling kaya biodiversity lautnya. 
          Beranjak senja,kami bergerak pulang ke seberang.Masih menggunakan speedboat Daeng.Aku tak lupa mengabadikan foto gunung Manado Tua dengan Nikon digitalku,di bayang semburat jingga.Tiba di boat terasa sekali ombak mengguncang kami,tidak selayaknya ketika di perjalanan pergi.Tirai malam mulai turun.Dari kejauhan kelihatan lampu-lampu penduduk menghiasi malam.Begitu mendaratkan kaki di tepi pelabuhan,berada di seberang,rintik menyapa kami.Selamat berjumpa lagi Bunaken,"bisik bathinku." Aku segera membayar sewa boat kepada Daeng,melalui perantara Endha.Terima kasih Daeng.Disebabkan menuju pelabuhan ataupun dari pelabuhan tidak ada kendaraan umum ke kota,kami pun berjalan kaki menuju kota Manado.Dari sana kami lanjutkan naik angkutan menuju sekretariat KMPA Tunas Hijau.