Sabtu, 09 Juni 2012

Berkunjung ke Patung Bodhisatva Avalokitesvara




     Pukul 17.00 wib,kami tiba di kawasan patung Bodhisatva Avalokitesvara atau dikenal juga dengan Dewi Kwan Im.Semburat senja mulai muncul dari bayang langit biru yang mulai menggelap keabu-abuan,mendung.Anginpun sesekali mempermainkan jilbabku.Mendesir di kulit dengan dinginnya.Syukurlah hujan belum berkenan mengusik perjalananku.Ketika menuju kembali ke Siantar,kami sempatkan makan siang di sebuah rumah makan Minang di kampung Sidamanik.Aku masih memesan nasi dengan ayam dan segelas teh manis hangat.Walau sudah telat untuk dikatakan makan siang,tapi aku paksakan untuk menghabiskan hidangan pesananku.Ternyata,reaksinya lumayan bikin kaget juga.Sepanjang jalan menuju patung Dewi Kwan Im,aku terkadang meringis,menahan sakit perut.Bisa jadi juga karena terlanjur masuk angin.Hingga,sampai di sana,aku untuk sementara hanya duduk-duduk saja.Memperhatikan Eka dan Tokek yang lagi-lagi sudah bergaya keren di antara kemewahan keberadaan patung Dewi Kwan Im.
     Aku berlega hati,caraku itu bisa sedikit menghilangkan rasa sakit di perutku.Berangsur-angsur aku bisa tersenyum kembali.Nyeri itu pun menghilang.Aku bisa juga berjalan,memperhatikan dan menikmati pesonanya.Mulai dari patung Dewi Kwan Im sendiri yang menjulang tinggi.Berlatar langit biru.Sebelum mendung muncul.Lalu patung-patung lain di antara kaki patung Dewi Kwan Im.Ada lonceng berukuran raksasa berada di tempatnya yang menggantung dilindungi atap berupa bentukan khas gaya Buddha.Di sisi kanan jika kita menghadap patung Dewi Kwan Im.Begitu juga di sisi kiri ada seperti tabung raksasa berukir simbol-simbol bunga sebanyak sisi luar mengelilingi permukaan luar tabung,menggantung dilindungi berupa bentukan khas juga.
     Sementara di depan patung Dewi Kwan Im terdapat tempat luas.Dipagar putih berornamen bentukan bunga.Ada juga hio dan segala keperluan untuk mereka yang ingin bersembahyang.Khususnya pengunjung beragama Buddha.Aku sempatkan duduk di sana dan bergaya untuk diabadikan dengan Nikon D3000 ku.Diselingi aroma khas hio yang menyala dari para pengunjung,meletakkan hio tersebut di tempat yang sudah disediakan.Menancapkannya penuh hikmat.
     Dari kutipan yang ku baca di Bantors Media,Senin,21 Mei 2007 patung Bodhisatva Avalokitesvara merupakan patung tertinggi di Asia Tenggara dan terpilih masuk MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia).Patung Dewi Kwan Im tersebut di bangun dengan waktu 3 tahun dan di resmikan pada 15 Nopember 2005.Patung Dewi Kwan Im,memiliki tinggi 22,8 meter ini memang di pesan langsung dari Republik Rakyat Cina (RRC) yang terbuat dari batu granit.Di halaman bawah,patung Dewi Kwan Im berukuran kecil sebanyak 33 mengelilingi patung raksasa ini.
     Adapun data-data patung Bodhisatva Alvalokitesvara,yaitu:
Patung Alvalokitesvara Bodhisatva memiliki lebar 8,4 meter,dan tinggi 3,5 meter.Sementara spesifikasi data teknis rupang Arca Buddha yaitu;
Buddha Avalokitesvara:
1.Teratai:
   a.Ketinggian teratai,3 meter
   b.Jumlah teratai,108 lembar
2.Arca Buddha:
   a.Ketinggian rupang Buddha,19,8 meter
   b.Jumlah batu granit,238 lembar
3.Berat total batu granit,388 buah
4.Berat total batu coran,502 ton
5.Berat total besi,70 ton dengan berat 1500 ton
   O,ya masih berdasarkan kutipan di Bantors Media,Senin,21 Mei 2007.Bagi pemeluk agama Buddha,Dewi Kwan Im merupakan dewi kasih sayang yang selalu di puja.Kwan Im atau Guan Yin dikenal sebagai Bodhisattva atau calon Buddha,manusia yang hampir mencapai kesucian atau kesempurnaan.Makna Kwan Im di Siantar ini sebagai Kwan Im,Pemegang Sutra atau Kitab Ajaran Buddha.Keberadaan itu merupakan 1 dari 33 julukan Kwan Im.Kwan Im ini disebut pula Avalokitesvara,seperti nama vihara di mana patung ini di bangun.
   Aval,berarti mendengar sedangkan lokite,dunia dan svara,suara.Jadi,Avalokitesvara memiliki arti mendengar suara dunia.Menurut kepercayaan Buddhis,Avalokitesvara berarti kasih sayangnya akan datang dan mereka yang kesusahan akan di dengar.Dan hal itu disampaikan oleh seorang Bikshu Dhyana Vira,merupakan pimpinan vihara Avalokitesvara pada masanya.Jika kita melihat Patung Kwan Im ini,akan terlihat bahwa patung ini dikelilingi catur mahadewa raja atau malaikat pencatat kebaikan dan keburukan.
 
   Menjelang Maghrib,kami beranjak pulang.Begitupun kami sempatkan berfoto ria di depan vihara.Kebetulan vihara sedang ramai bersama para pemeluknya.Terdengar dari suara mereka membaca puja puji kepada Tuhan.Kami dapat melihat ke dalam karena pintunya lagi terbuka.Aku juga tak lupa berpose di depan pagar yang membatasi kolam.Masih terletak di depan vihara.Semua serba putih.Sontak aku jadi ingat cerita-cerita legenda China yang pernah ku tonton di televisi.Serasa aku salah satu tokohnya tuh,hehehe.
     Di kolam tersebut,terlihat ikan-ikan mas,gemuk-gemuk,berenang riang dengan beraneka warna.Di sekitar kolam juga ada tanaman hias,baik berupa daun ataupun bunga yang berbunga.Seperti jenis pakis,palem dan bunga kertas,kebetulan sedang berbunga,warna-warni.Juga diantara taman masih terdapat patung-patung.Dengan posisi duduk.Lalu tampak batu-batu besar seperti prasasti bertuliskan aksara China.Terakhir ketika aku ada di sisi kanan tembok.Jika kita berdiri di depan batu dengan posisi membelakangi batu tersebut,akan terlihat relief bersimbol religi Buddha.Dan di sudut kanan jika kita menghadap relief,ada beberapa patung berdiri dari wujud-wujud berbeda.Patung-patung itu berbaris sejajar relief.Terlihat pula bangunan lainnya.Masih berciri khas Buddha.
     Usai Maghrib,akupun pulang ke kotaku,LubukPakam.Sebelumnya ku sempatkan singgah ke sekretariat mereka dan ke rumah Eka.Pamit pada keluarganya,ibu dan adik-adiknya.Aduh...mereka sengaja duduk di depan teras untuk melihat kepergian kami.Yee...geer!Selanjutnya Eka mengantar aku sampai ke loket Intra,di sekitar Ramayana Plaza.Salam lestaripun mengakhiri pertemuan kami di limit 18-19 Juni 2011.Semoga aku bisa mampir lagi seperti yang disampaikan adik Eka ketika aku berpamit pulang.Insyaallah.
    
    




Tidak ada komentar:

Posting Komentar