Minggu, 28 Oktober 2012

Menyapa Lambaian Rumput Sabana Dan Menikmati Rimba Hutan Hujan Tropis


          Selain mengamati Maleo bird,kami sempat juga menemukan keanekaragaman hayati lain di kawasan hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.Apakah itu?Yup,sejenak kami berhenti di lokasi tersebut untuk bisa memandang,menikmati wujudnya,yaitu Sabana.Lalang-lalang kering kehijauan menghampar di sana,seakan melambai,mengucapkan selamat datang padaku.Di sisi lainnya mata akan menangkap bayangan pohonan tinggi diantara hamparannya.Pohonan tersebut letaknya saling berjauhan,jadi Sabana tuh padang rumput yang diselingi pohonan tinggi.
          Pohon-pohon yang kami temui adalah jenis Palem,persis seperti ciri-ciri Sabana itu sendiri.Di mana selain Palem ada juga Sabana yang diselingi Akasia.Sistem biotik ini biasanya terbentuk diantara daerah tropis dan subtropis.Beberapa benua yang terkenal dengan Sabananya,seperti Afrika,Amerika Selatan dan Australia.Karena kurangnya curah hujan menjadi pendorong adanya Sabana di muka bumi.Ada juga yang memberi istilah Sabana sebagai padang rumput tropis.
Disebabkan oleh iklimnya yang tidak terlalu kering untuk menjadi Gurun pasir juga tidak cukup basah untuk menjadi hutan.Biasanya pada musim kering hanya ada 4 inchi curah hujan .Bahkan ada di bulan tertentu sama sekali tidak ada hujan,misalnya diantara bulan Desember dan Februari.
          Kami kembali berjalan,memasuki areal Hutan Hujan Tropis.Aku sendiri sebelum beranjak dari tempat aku memandang,ku sempatkan jari-jemariku mengambil foto.Termasuk foto teman-teman yang menyusuri Sabana.Melintasi jalan setapak.Aku pun kenapa ada di sana,karena kebiasaanku suka travel ke mana saja.Namun tetap untuk menemukan sesuatu yang indah dan menakjubkan.Kebetulan liburan ini,Pencinta Alam Tarantula Faperta UNG,sedang melaksanakan Diksar (pendidikan dasar) calon anggota.Biasanya tuh para peserta di godok di alam.Dan jalur yang mereka tempuh di kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.Ya sudahlah...aku tetap ikut,sekalian menerima tantangan Hasyim untuk mengamati Maleo bird.Menyusuri hutan?Siapa takut!
          Diksar ini dilaksanakan paling sedikit seminggu.Ketika itu sih sedang Diksarnya calon anggota ke empat.Eh...serunya semua calon anggota cowok semua.Tidak heran,jika sempat terjadi pemerkosaan loh,antara sesama lelaki.Hehehe...biasalah,panitia kan tidak pernah salah,meski terkesan mengerjai calon anggota.Sekalipun itu,rada porno.Ngkali mereka lupa ya,aku ini cewek hahaha...dasar!
Selama menjejakkan kaki di hutan,aku juga mendengar suara fauna khas di sini.Yaki,monyet hitam Sulawesi.Di taman nasional ini juga hidup sekumpulan hewan tersebut dan merupakan habitatnya.Mereka sedang berkejar-kejaran di atas pohonan.Berayun,melompat dari satu dahan ke dahan lainnya.Keizho,si peneliti dari negeri Sakura ini,sempat mengambil fotonya.Aku malah manyun,mendengar suaranya yang khas.Syukurlah aku bisa puas melihat dan mengambil fotonya di Taman Wisata Tangkoko.
          Selain itu,aku bisa melihat tumbuhan asli Sulawesi juga.Sejenis Palem,berdaaun lebar.Seperti ada gerigi di pinggiran daunnya dengan lekukan-lekukan memanjang,sepanjang lebar daun.Sejajar dari atas ke bawah (ujung dahan tempat daun tumbuh) sebagai pusat.Dengan jarak serta panjang yang sama tampak sangat khas bentuk lekukan tersebut.Warna daunnya hijau tua.Hmm...flora ini biasa disebut Woka oleh penduduk setempat.
          
 
        Woka (Livistonia) ini,jenis tanaman yang banyak tersebar di Manado-Sulawesi Utara.Flora yang dijuluki banyak fungsi keindahan dan kenyamanan.Salah satunya,berfungsi sebagai keindahan,seperti menjadi tanaman hias,daunnya yang lebar di habitatnya bisa dijadikan mini bila di tanam di pot atau dalam suatu wadah.Maka Woka akan menjadi tanaman hias yang menyandang nilai seni dan keindahan tersendiri.Atau di kenal juga dengan bonsai Woka.Yuhuu...keren ya!Selanjutnya sebagai pengarah jalanan dan dekorasi.Sementara untuk kenyamanan berfungsi,daunnya dapat dijadikan atap rumah,payung,topi dan wadah tempat makanan.Misalnya sebagai pembungkus dodol.Aku sendiri sudah menyaksikan,membeli,membuka sekaligus melahap isinya.Karena aku memang seorang yang lemah bila di goda menuntaskan rasa penasaran.Dan itu,ulah dari Hasyim,mengungkapkan dodol yang di jual di depan kami pembungkusnya dari Woka.Ketika itu,dia ikut mengantar aku ke bandara,melepas diri ini kembali ke kotaku di mana aku hidup dan tumbuh.Sedangkan batangnya bisa digunakan sebagai alas lantai dinding rumah atau perabot.Fantastis ya...
 

          Aku juga mengambil foto tumbuhan Rotan,melilit-lilit unik dengan duri-duri khasnya.Juga ada Liana,Anggrek hutan (sayang belum musim bunga),dan flora khas hutan tropis lainnya,yang berciri kanopi atau daun lebar,lembab dan berlumut.Jika si Keizho asyik mencari-cari serangga untuk penelitiannya,aku hanya puas bisa ngambil foto-foto doang.Malah aku rekam fotonya ketika lagi menangkap seekor serangga,seperti Jangkrik lalu dimasukkannya ke tabung amat kecil dari bahan kaca.Barangkali itulah sisi sebentuk keirian jiwa yang terpendam.Hihihi.
          Setelah jauh kaki membawa diri,mengikuti rute dari para panitia Diksar,akhirnya...kami pun menemukan aliran sungai,sangat jernih dan sejuk.Tinggi airnya hanya sebatas mata kaki lewat dikit kalau orangnya pendek dan imut-imut ya.Dengan kerikil-kerikil berserak.Ada juga cadas-cadas besar muncul di permukaan dengan jarak jauhan.Aku lagi-lagi tertawa kegirangan serasa ingin saja langsung menyeburkan kaki tanpa sandal.Namun karena aku mengenakan kets,dengan sabar aku harus membukanya terlebih dulu.Lalu aku benar-benar menyusuri sungai tanpa sandal,walau ada sih yang menawari sandal untuk ku pakai.Meski temanya Diksar,kami tetap saja bisa bergaya di depan kamera.Kesempatan ini aku gunakan untuk berfoto berdua dengan si Keizho.Hahaha...aduh,ganteng juga loh!Meski asalnya dari Jepang,cukup tinggi kok,melebihi tinggi kami semua.
         Menjelang senja,kami bersiap-siap mencari lokasi untuk mendirikan tenda.Nginap di hutan,wuih...asyik banget.Sudah lama juga aku tidak kemping di hutan raya.Jadi,bisa dibayangkan ini merupakan kejutan untuk jiwaku yang selalu merindukan keajaiban alamNya.Sebelumnya kami sempat mendaki gunung Paniki.Keberadaan gunung ini seperti bukit,tidak terlalu tinggi dan bukan gunung api.Masih terlihat kerimbunan rimba disekelilingnya.Kami pun lagi-lagi bergaya di depan kamera,di sini.

  
          Jadinya,kami pasang tenda di Pomaguo nih.Kawasan ini dekat aliran sungai,agak datar.Cocok untuk mendirikan tenda dan menginap.Bisa mandi dan kebutuhan lainnya.Cuma saja aku tidak berniat menceburkan diri.Malah Irma semangat banget!Aku betah saja jongkok di atas batu cadas besar,memandang riak sungai.Yang kebetulan debit airnya lagi menguap.Menyaksikan ia mandi dengan pakaian lengkap.Hmm...sepertinya,aku merindukan kalian.Alam dan para sahabat nusantara.